2 malam di California (judul bohong kok)

Judul di atas biar keliatan keren aja. Pengen nulis "Dua Malam di Semarang" kayaknya terlalu biasa dan tidak punya nilai jual serta unsur estetika.

Malam jumat kemarin saya baru saja sampai di Pemalang dari Semarang dalam rangka verifikasi daftar ulang Universitas Diponegoro yang patungnya bikin pengen itu. Aku pengen naik kuda sambil freestyle.. Kalo adekku baca tulisan ini pasti komentar "parkir motor doyan nyenggol, pake gaya freestyle segala".

Cukup banyak manusia di sana. Saya mendatangi stan Fakultas Ilmu Budaya jurus Sastra Inggris yang nantinya bakal saya tempati. Dan isu tentang perpindahan kampus Undip Pleburan ke Undip Tembalang ternyata benar, maksudku hanya tinggal tunggu waktu sekitar satu tahun lagi. Itu artinya aku harus mencari tempat kost di Pleburan. Hey ayolah, padahal aku sudah booking kost di Tembalang. Tapi bukan masalah besar juga sih.
Sehingga kemarin pas hari Kamis aku dan mbakyuku - Mba Put bareng temennya - Mba Yunita yang kost di Pleburan bantuin cari kost. Dan terbentuklah belang sandal jepit di kakiku yang masih nampak. Sungguh ini lebih keren dari tattonya Dewi Persik.
So aku tinggal tunggu info kost mana yang sekiranya pas dan sreg buat aku.
Kalo nggak ada kost ya gue nginep hotel aja susah banget.
(kalimat terakhir tadi nggak usah dibaca, tidak penting dan tidak riil, saya juga eneg sendiri)

Well, verifikasi yang pelaksanaannya pada hari Rabu 19 Mei 2010 itu berjalan semulus kepala Casper dan senyaman kaos kakiku.

Bicara-bicara kaos kaki, kemarin pas pulang dari Semarang naik bis aku duduk dengan seorang bapak-bapak berjaket kulit hitam yang mengaku seorang petugas asuransi yang hendak menyelidiki kecelakaan di Pekalongan. Kurasakan bau kaos kaki yang kadang tercium - kadang tidak. Apakah berasal dari bapak-bapak ini, atau dariku? Atau jangan-jangan itu sebuah simbol keanggotaan petugas asuransi - memakai parfum kaos kaki?
Hingga bapak-bapak itu turun di agen Pekalongan, rupanya masih saja tercium aroma wah kaos kaki. Mungkinkah berasal dari mulutku. Tapi seingatku, aku tidak sarapan kaos kaki pagi tadi.
Biarlah itu menjadi misteri hidupku. Dan siapa sangka misalnya saja ada produser yang membaca kisahku ini lalu mengangkatnya menjadi film bertajuk "Misteri Bau Kaos Kaki Misterius di Bis Misterius".

Tambahan timbihin : terimakasih buat mbak-mbak kost di kost Mba Put dan Mba Dewi yang setia mendengarkan kebisinganku.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Saya Menulis Postingan (Idiot) Lagi

Ladies and Gantleman, ini sudah beberapa bulan berlalu sejak aku terakhir kali posting. Mungkin sekitar enam bulan lalu di tahun 2009. Oh tidak, benarkah sudah selama itu?
Baiklah, ini merupakan dampak dari pemakaian twitter. Ya seperti yang kita ketahui bersama dengan segenap jiwa dan raga berkaitan dengan fungsi twitter yaitu - kurang lebihnya - untuk ditulisi apapun yang ada dalam pikiran kita atau apapun yang terjadi pada kita kapanpun dimanapun siapapun apapun bagaimanapun begitupun secara singkat mirip status facebook. Hanya saja pada twitter bin sweater dibatasi 140 karakter. Buat saya itu kayak mini-blog.
Oh what am I talking about.
Well, dengan pemakaian twitter tersebut membuatku merasa sudah mencurahkan semua hasratku sehingga banyak kejadian yang kutulis di twitter - tidak di blog. Maafkan aku blog, aku kurang memperhatikanmu. Aku rela melakukan apapun untukmu, bahkan untuk menelan pupuk kompos lima karung. Hey kau bahkan tak mungkin ada tanpaku :-B kau tak mungkin melakukan itu padaku blog.

Mari kita buat alinea baru untuk membahas hal lain. Tulisan di atas membuatku merasa idiot.

Kau bisa melihat postingan-postinganku sebelumnya. Aku menggunakan "ogut" sebagai kata ganti "aku" ataupun "saya". Tapi aku tak begitu ingin mempermasalahkannya. Mungkin karena dulu aku begitu terobsesi dengan Si Ucil dalam film Tuyul dan Mbak Yul yang selalu menyebut dirinya "ogut". Oh, ini benar-benar mengingatkanku pada masa mudaku dahulu yang rutin menonton Tuyul dan Mbak Yul tiap selasa malam. Tiba-tiba saja aku merasa lanjut usia dan bungkuk dengan bertumpu pada sebuah tongkat kayu keropos dengan ulat dan rayap yang sedang berpesta di dalamnya dengan ramai dan sehat sentosa.
............
Hey.
............
Jangan membayangkan aku begitu, aku tidak semanis itu.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS